Pendahuluan
Natrium sakarin dan natrium benzoat sering digunakan sebagai pemanis dan pengawet dalam sirup farmasi. Analisis kedua senyawa ini secara simultan memerlukan metode yang sensitif, akurat, dan efisien, seperti Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC). Salah satu faktor kritis dalam keberhasilan analisis HPLC adalah optimasi fase gerak. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi fase gerak yang optimal dalam menganalisis campuran natrium sakarin dan natrium benzoat.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan alat HPLC yang dilengkapi detektor UV-Vis. Fase gerak diuji dengan kombinasi pelarut organik (metanol) dan larutan buffer fosfat dengan variasi rasio volumetrik (30:70, 40:60, 50:50, dan 60:40). pH buffer juga divariasikan dari 3,0 hingga 5,0 untuk menentukan pengaruhnya terhadap resolusi dan waktu retensi. Kolom C18 digunakan sebagai fase diam, dan panjang gelombang deteksi diatur pada 230 nm untuk natrium sakarin dan 225 nm untuk natrium benzoat. Parameter yang dievaluasi meliputi waktu retensi, simetri puncak, resolusi antar puncak, serta efisiensi kolom.
Hasil Penelitian Farmasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fase gerak dengan komposisi metanol:buffer fosfat pada rasio 40:60 (v/v) dan pH 4,5 memberikan resolusi terbaik antara natrium sakarin dan natrium benzoat. Waktu retensi untuk natrium sakarin adalah 3,5 menit, sedangkan untuk natrium benzoat adalah 6,2 menit, dengan nilai resolusi >2,0. Simetri puncak dan efisiensi kolom juga optimal pada kondisi ini. Komposisi fase gerak ini menghasilkan deteksi yang sensitif, dengan batas deteksi (LOD) sebesar 0,05 µg/mL dan batas kuantifikasi (LOQ) sebesar 0,1 µg/mL.
Diskusi
Optimasi fase gerak berperan penting dalam meningkatkan kualitas analisis campuran natrium sakarin dan natrium benzoat. Rasio metanol dan buffer fosfat mempengaruhi polaritas fase gerak, sehingga memengaruhi waktu retensi kedua senyawa. pH buffer berperan dalam mempertahankan stabilitas ionisasi senyawa, yang berdampak pada resolusi puncak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi fase gerak optimal mampu memberikan hasil analisis yang valid dan reproduktif. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji robustitas metode terhadap perubahan suhu kolom dan aliran fase gerak.
Implikasi Farmasi
Optimasi fase gerak dalam analisis ini memiliki implikasi yang signifikan dalam industri farmasi, khususnya dalam pengawasan kualitas produk sirup yang mengandung natrium sakarin dan natrium benzoat. Metode HPLC dengan fase gerak yang telah dioptimalkan ini dapat digunakan sebagai standar operasional dalam kontrol kualitas, memastikan keamanan dan efektivitas produk farmasi yang beredar di pasaran.
Interaksi Obat
Natrium sakarin dan natrium benzoat sebagai bahan tambahan farmasi bersifat inert terhadap bahan aktif obat, tetapi dapat memengaruhi profil pelepasan obat dalam formulasi sirup tertentu. Interaksi dengan bahan aktif obat yang sensitif terhadap pH atau ion tertentu perlu dipertimbangkan dalam pengembangan formulasi untuk mencegah perubahan stabilitas atau bioavailabilitas obat.
Pengaruh Kesehatan
Penggunaan natrium sakarin dan natrium benzoat dalam dosis yang melebihi batas aman dapat menimbulkan risiko kesehatan, seperti gangguan metabolisme dan iritasi saluran pencernaan. Oleh karena itu, analisis yang akurat dan efisien diperlukan untuk memastikan bahwa kadar kedua senyawa ini berada dalam batas yang diizinkan oleh badan pengawas, seperti BPOM atau FDA.
Kesimpulan
Penelitian ini berhasil mengoptimasi fase gerak untuk analisis campuran natrium sakarin dan natrium benzoat dalam sirup menggunakan metode HPLC. Fase gerak terbaik adalah metanol:buffer fosfat (40:60, v/v) pada pH 4,5, yang menghasilkan resolusi puncak yang baik, waktu retensi yang efisien, dan sensitivitas tinggi. Metode ini dapat digunakan untuk pengawasan kualitas produk farmasi, mendukung keamanan dan efektivitas formulasi sirup yang mengandung natrium sakarin dan natrium benzoat